caption trialgame

Berkenalan Dengan Kopling Rekluse

Wednesday, 30 October 2019

Kopling didesain agar penyaluran tenaga dari poros kruk as ke transmisi lebih spontan tanpa jeda atau selip berlebihan. Nah pada kopling manual yang biasa digunakan pada motor trail, jari tangan kiri harus menarik handle kopling saat memindahkan gigi atau saat mesin berada di putaran rendah, agar mesin tidak mati.

Motor trail khususnya yang sering digunakan dalam lomba, biasanya selalu menggunakan tenaga pada putaran mesin rendah, oleh karena itu saat mengendarainya bisa membuat cepat lelah. Nah hal ini kemudian dilihat sebagai peluang oleh sebuah perusahan di Amerika Serikat, Rekluse, yang merilis kopling otomatis. Jadi saat hendak start, enggak perlu tarik kopling kemudian masukkan gigi dan lepas kopling seiring dengan membuka grip gas. Saat melakukan oper gigi, juga enggak perlu lagi meremas handle kopling.

Rekluse merupakan brand yang dibangun pada tahun 2002. Sejak saat itu Rekluse menciptakan inovasi dan membuat komponen-komponen kopling dengan kualitas sangat tinggi sehingga menjadi rujukan bagi tim-tim balap untuk menggunakan sistem kopling dari Rekluse.

Perusahaan yang berbasis di Idaho, Amerika Serikat, ini memang memanfaatkan ajang balap kelas dunia untuk mengembangkan dan meningkatkan produk kopling mereka. Nggak heran kalau Rekluse tergolong sebagai penyuplai komponen kopling terdepan di dunia, terutama di kalangan motor off-road dan menjadi pendukung tim-tim seperti KTM dan Husqvarna.

Lantas bagaimana sih cara kerja kopling Rekluse ini? Secara prinsip kerja sangat sederhana, yaitu menggunakan gaya sentrifugal layaknya kopling motor bebek.Bedanya, jika di motor bebek kopling sentrifugalnya berdiri sendiri, buatan Rekluse ini sistemnya langsung tertanam bareng di rumah kopling.

Komponen utama dari kopling ini sebenaranya adalah EXP Disk.Cara kerjanya ketika putaran mesin meningkat, maka otomatis pemberat di bagian dalam EXP Disk akan terlempar keluar.Sehingga menjadikannya melebar, maka otomatis rangkaian kampas dan pelat koplingnya jadi saling terjepit, otomatis tenaga jadi tersalur ke transmisi.

Dan ketika stasioner, EXP Disk belum melebar, sehingga kampas dan pelatnya bebas maka tenaga belum tersalur dan mesin menjadi tidak mati walau tuas kopling tidak digunakan. Di bagian dalam EXP Disk ada per yang bisa diganti-ganti jadi bisa disesuaikan kampas mau menggigit di RPM berapa.Tuas koplingnya juga bisa tetap diaktifkan atau dilepas sekalian.

Nah buat Anda yang tertarik menggunakan piranti ini, harus merogoh kocok dalam-dalam karena harga jualnya cukup menguras tabungan, kisaran harganya mulai 10 juta rupiah lho. Jadi mari yuk mulai menabung.

Image Credit : Rekluse.com

comments

`