caption trialgame

KLX dan DTracker, Si Kembar Tapi Beda!

Thursday, 4 March 2021

KLX dan DTracker, Si Kembar Tapi Beda!


Kawasaki selama bertahun-tahun menjadi market leader untuk segmen motor offroad, sampai akhirnya Honda datang dengan motor trail mereka. Kendati demikian, pabrikan dengan ciri khas warna hijau ini tetap menjadi pilihan para penggila motor trail dengan beragam lini yang mereka tawarkan. Nah banyak pendatang baru yang bingung saat harus memiliih motor trail Kawasaki, apakah memilih jenis KLX atau Dtracker, karena memang Kawasakin menjual dua motor trail dengan tipe ini.

Walaupun secara tampang mirip, sebenarnya KLX berbeda fungsi dengan D-Tracker. KLX adalah motor off-road, sedangkan DTracker motor untuk di medan perkotaan. Ha ini bisa langsung diketahui dari ban yang dipakai. Tapi untuk ban sih, bisa saja hasil modifikasi dari si pemiliknya. Tidak jarang, KLX dipasangi ban enduro untuk konsep modifikasi supermoto. Bila sudah begini, akan sulit dibedakan bila melihatnya secara sekilas.

Oh iya kedua motor ini menggunakan tipe mesin yang sam yaitu Single-cylinder 4 tak 150 cc dengan karburator KEIHIN NCV 24. Tenaga yang dihasilkan dari mesin ini juga sama-sama sebesar 11,8 tk pada 8.000 rpm.Karena memakai platform yang sama maka spesifikasi antara KLX 150 dan DTracker juga banyak yang mirip. Sekilas di atas sudah disebutkan bila sektor mesin dan suspensi keduanya sama.

Adapun Kawasaki DTracker ini di khususkan buat kalian yang menyukai motor type trail namun tidak suka kotor-kotoran main lumpur. DTracker dirancang khusus untuk di jalanan aspal maupun tanah yang tidak terlalu terjal atau berat. Sementara itu, Kawasaki KLX 150 ini dirancang khusus untuk medan offroad yang extreme, semisal pegunungan yang terjal atau masuk ke hutan. Jadi, pada bagian suspensi depan di buat lebih panjang dan empuk. Tujuannya supaya saat melibas jalanan bergelombang, si pengendara tidak cepat capek.

Bisa kita ambil kesimpulan kalau DTracker ini bisa juga di sebut dengan supermoto yang digunakan untuk on-road atau diatas aspal saja. Supermoto saat ini juga sudah menjadi bagian dari life style biker perkotaan, yang ingin tampil tangguh tapi ogah kotor berkubang lumpur. Sedangkan untuk Kawasaki KLX adalah motor trail, yang diperuntukan untuk Anda yang gemar adventure di alam bebas. Dengan kata lain KLX sejatinya adalah sebuah motor dual-purpose.

Postur Kawasaki DTracker juga memiliki ukuran yang lebih pendek, karena motor ini menggunakan ukuran diameter ban yang kecil pula. Kawasaki D Tracker ini menggunakan ukuran velg ring 17 pada bagian depan dan juga pada bagian belakang.  Kemudian untuk bannya, memakai tipe aspal yang permukaan tapaknya tidak menonjol. Ini membuat DTracker bisa di pakai untuk semua orang yang memiliki postur tubuh yang kurang dari 170 cm.

Hal yang menjadi sorotan di kalangan pengguna ialah, Kawasaki D-Tracker itu lemah dalam hal akselerasi dan kecepatan.  Bandingkan dengan KLX 150, punya postur yang ramping dan tinggi. Ground clearance juga ikut tinggi supaya lebih mudah melewati medan terjal berbatu. Dengan demikian, kolong motor juga tidak tersangkut bila berkendara di medan yang sulit.

 

Karena beda konsep, pasti ada bedanya juga spesifikasi antara KLX dan D-Tracker. Karena beda aliran, jelas kaki-kaki atau ban juga berbeda.  KLX punya diameter ban yang lebih besar, bahkan untuk versi Special Edition (SE) ada yang sampai ring 21 pada roda depannya. Tipe ban yang digunakan KLX yaitu ban tahu bergerigi untuk off-road, supaya mencengkeram tanah lebih kuat.

D-tracker dan KLX sama-sama punya sistem pengereman berupa double discbrake, dengan dual piston di depan dan single piston kaliper di belakang (petal disc). Hanya saja sebagai supermoto, piringan cakram D-Tracker memiliki diameter lebih besar yakni 300 mm dengan kalipernya semi semi-floating. Rem belakang DTracker juga lebih besar, yakni 220 mm.

Sementara KLX 150 karena motor trail ukuran cakramnya butuh lebih kecil, yaitu 240 mm depan dan 190 belakang. DTracker menggunakan piringan cakram yang lebih besar supaya kemampuan pengereman lebih mumpuni dan cukup efektif. Sebab, habitat utama DTracker di jalan raya yang seringkali butuh pengereman dalam kecepatan tinggi. Karena adanya per­bedaan lingkar roda dan jenis ban, otomatis final gear ikut disesuaikan. Untuk KLX mengusung perbandingan 44/14, sedangkan pada D-Tracker diberatkan jadi 41/14. Itulah mengapa kemampuan lari kedua motor ini agak berbeda.

Dari komposisi final gear tadi, akselerasi KLX cenderung galak di putaran bawah ke tengah. Karakter napas mesin KLX juga pendek-pendek karena mengejar torsi besar di putaran bawah. Justru sebaliknya, D-Tracker cenderung lebih bertenaga pada putaran mesin menengah ke atas. Karena final gear lebih kecil maka mesinnya punya napas panjang tiap giginya.

Beda perbandingan gir tadi juga berdampak pada pemakaian bahan bakar antara KLX 150 dan DTracker. Pada pemakaian normal dalam kota, D-Tracker cenderung lebih irit karena mesin tidak dipaksa mengejar rpm tinggi.

Demi mengejar performa sporty, maka Kawasaki memasangi suspensi upside down pada KLX ataupun DTracker. Namun, tidak semua KLX pakai suspensi terbalik, karena Kawasaki KLX memiliki pilihan suspensi teleskopik biasa di depan untuk varian KLX150 dan KLX150L.  Tujuannya, supaya harga jual KLX150 dan KLX150L ini lebih terjangkau. Bukan rahasia bila suspensi upside down hingga kini masih menjadi sebuah fitur mewah di roda dua. Nah setelah penjelasan panjang di atas, kini sudah tidak bingung lagi kan mengendai perbedan dua jenis motor trail Kawasaki.

comments

`