caption trialgame

Ternyata Ini Alasan Yamaha Tetap Gunakan Shock Depan Telescopic

Tuesday, 13 October 2020

Ternyata Ini Alasan Yamaha Tetap Gunakan Shock Depan Telescopic


Yamaha WR155R belum lama diluncurkan di Indonesia. Pihak produsen berharap bahwa motor ini akan menjadi salah satu pesaing yang bisa merebut pasar yang dikuasai oleh Honda dan Kawasaki. Namun motor trail Yamaha ini menjadi sorotan para penggila motor trail karena dua hal. Yang pertama adalah letak knalpot yang tidak lazim, yaitu di sebelah kiri dan penggunaan suspensi depan telescopic. Namun yang paling mendapat sorotan adalah poin kedua yang penggunaan suspensi depan telescopic.

Sebenarnya penggunaan suspensi jenis ini sama dengan Kawasaki KLX 150, namun karena Yamaha WR155R terhitung rilisan baru, para penggemar motor trail berharap bahwa motor ini menggunakan suspensi upside down seperti yang digunakan para HondaCRF150L.

Telescopic merupakan suspensi yang umum digunakan produsen sebab desainnya simpel, murah diproduksi, ringan, punya tampilan sederhana, dan perawatannya mudah.Sementara upside down adalah suspensi telescopic yang dipasang terbalik, artinya tabung yang berisi oli berada di atas.

Kelebihan upside down dibanding telescopic biasa yaitu lebih kaku yang memberikan pengendalian lebih baik. Namun salah satu sisi negatifnya adalah risiko kebocoran oli melalui karet seal dapat langsung mengurangi drastis kerja suspensi dan bahkan bisa menetes sampai ke area pengereman dan komponen lainnya.

Yamaha Indonesia Motor Manufacturing menjelaskan, pilihan perusahaan memakai telescopic pada WR 155R untuk mendukung kemampuan berkendara di off road dan on road.WR 155 R menggunakan telescopic berukuran 41 mm, ini lebih besar dari upside down CRF150L 37 mm. Secara umum semakin besar ukuran suspensi berarti semakin kuat mengatasi beban saat melewati jalan rusak.

"Untuk WR 155 R, walaupun menggunakan telescopic tapi tetap memiliki kemampuan performa yang baik untuk melewati jalan rusak di off road dan on road. Shock depan juga diameter besar 41 mm, lebih rigid, panjang, untuk mendapatkan stroke yang panjang," seperti dijelaskan Manager Public Relation Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Antonius Widiantoro, beberapa waktu lalu.

Tim riset Yamaha sudah mempertimbangkan telescopic dengan diameter 41 mm pada WR 155 R sudah cukup.Dengan desain motor, performa, dan target konsumen yang lebih kepada dipakai untuk adventure, dengan teleskopik sudah cukup.

Namun rasanya yang paling utama adalah pertimbangan harga. Karane seperti diketahui harga suspensi upside down lebih mahal ketimbang telescopic. Dan hal ini tentu akan berimbas pada harga jual motor yang tentu akan menjadi lebih mahal ketimbang saat ini.

comments

`