Bagi mereka yang ingin menggenjot performa motor trail, mengganti part motor trail tentu bukanlah hal yang baru. Mulai dari yang ekstrim seperti bagian dalam mesin hingga yang remeh seperti mengganti master rem.

Namun ternyata bagi Anda yang berencana untuk mengganti master rem, harus memikirkan masak-masak dulu lho sebelom melakukannya, karena mengganti part ini ternyata tidak bisa sembarnagan ganti. Kemampuan pengereman motor harus sesuai dengan spesifikasi motor trail yang Anda miliki.

Penggantian master rem harus sesuai dengan kubikasi mesin atau Daya Kuda (Horse Power) dari motor trail yang Anda miliki. Kalau terlalu pakem atau kurang pakem nanti malah bahaya. Master rem sendiri memiliki ada ukurannya masing-masing dan biasanya dibedakan berdasarkan besar piston master rem.

Semakin besar diameter piston master remnya maka rem akan berat dan enggak begitu pakem. Sebaliknya, semakin kecil piston diameter master remnya maka tuas rem makin enteng tapi pakem banget.

Jika Anda pernah belajar fisika, sistem kerja rem hidrolik ini memang sejalan dengan hukum Pascal.Makanya, kerjanya seolah-olah seperti terbalik.Dalam hukum Pascal disebutkan semakin kecil penampang A (piston master rem) maka akan memberikan tekanan yang lebih besar ke penampang B (piston kaliper rem). Makanya jika diameter piston master rem dikecilkan justru bikin rem lebih pakem dan enteng.

Tapi ingat, bikin pakem sistem pengereman juga jangan sembarangan.Rem yang terlalu pakem juga bisa mengundang bahaya. Dalam keadaan panik atau terdesak, para pengendara motor trail kerap menarik tuas rem dengan keras, jika rem kelewat pakem bisa membuat ban kehilangan kehilangan daya cengkram. Jika ini terjadi di rute offroad, tentu saja kemungkinan besar motor trali Anda akan kehilangan kendali.

Awas, selain mengganti master rem, mengubah ukuran piringan cakram terlalu besar juga bisa bikin rem kelewat pakem.Makanya, lebih baik konsultasi dulu ke mekanik sebelum melakukan ubahan pada sistem pengereman motor trail Anda ya.