caption trialgame

Menakar Sepak Terjang Motor Trail 2-tak Injeksi

Tuesday, 13 February 2018

Ketika diluncurkan pada tahun 2017 lalu, motor trail 2-tak injeksi seolah mendapat cibiran dari beragam pihak. Di saat teknologi yang sudah demikian maju, pengembangan motor trail 2-tak injeksi dianggap sebagai sebuah langkah kemunduran.

Bukan rahasia lagi jika motor trail bermesin 2-tak identik dengan asap yang mengepul dan emisi gas buangnya kurang bersahabat bagi lingkungan, serta mesin yang super bising. Namun nyatanya dua pabrikan yang masih bersaudara yaitu KTM dan Husqvarna berhasil menngembangkan dan memproduksi massal motor trail enduro 2-tak yang ramah lingkungan, bahkan bisa mengikuti aturan ketat reulasi emisi Euro 4. Mereka menerapkan sistem pembakaran injeksi yang disebut Transfer Port Injection (TPI) pada mesin 2-tak.

KTM dan Husqvarna mengklaim bahwa motor trail 2-tak injeksi mereka memiliki berbagai keunggulan seperti konsumsi bahan bakar yang lebih hemat, emisi gas buang lebih rendah, tidak perlu melakukan premix bensin dan oli samping ketika melakukan pengisian bahan bakar, tidak perlu menekan tuas choke saat menghidupkan motor di pagi hari, performa nggak anjlok kendati digunakan di dataran tinggi dengan berbagai kondisi suhu udara, dan masih banyak lagi keunggulan lainnya. 

Dengan beragam keunggualan yang miliki oleh motor trail 2-tak injeksi, tidak serta merta membuat banyak orang percaya, Imbasnya, sepanjang tahun 2017 lalu, motor trail jenis ini jarang atau boleh dibilang tidak ada yang menggunakan di beragam kejuaraan bergengsi. Tim-tim balap motor trail seolah enggan berjudi dengan menggunakan motor trail 2-tak teknologi terbaru ini.

Tapi semua itu tampaknya akan berubah di tahun 2018 ini. Pihak KTM dan Husqvarna tampaknya berhasil meyakinkan beberapa tim untuk menggunakan motor trail produksi mereka. Dan hasilnya ternyata tidak mengecewakan. Baru dua bulan tahun ini berjalan, sudah ada tiga pembalap yang tampil gemilang dengan menggunakan motor trail 2-tak injeksi. Coddy Webb, Alferdo Gomez dan si raja hard enduro, Graham Jarvis, masing-masing tampil gemilang dalam tiap kejuaraan dunia yang mereka ikuti.

Hal ini tentu akan memicu persaingan yang semakin ketat di kalangan para produsen. Teknologi 2-tak yang tadinya sudah hampir ditinggalkan, bisa bangkit dan diprediksi mampu untuk bersaing bahkan mendominasi beragam kejuaraan. Menarik untuk ditunggu langkah selanjutnya dari para pabrikan motor trail. Apakah akan ikutan untuk mendevelop lebih jauh mesin motor trail 2-tak injeksi atau mengembangkan inovasi di kategori 4-tak? Yang jelas kompetisi untuk mendapatkan performa terbaik motor trail tidak akan berhenti sampai disana.

Image credit : Autoevolution

comments

`