Ada sesuatu selain helm, wearpack, motor atau hal lain yang menempel pada pebalap yang menjadikannya ciri khas dari pebalap tersebut. Yup, racing number, nomer punggung atau nomer start yang menempel pada kendaraan. Pemilihan lucky number tersebut bermacam-macam asal-usulnya. Ada pemberian dari orang tua, mantan pacar atau sekedar mengambil dari tahun, tanggal dan bulan kelahiran.
Valentino Rossi misalnya. Pebalap Italia yang identik dengan nomer 46 itu ternyata memiliki sejarah. Sang Ayah, Graziano Rossi, yang juga merupakan pebalap, berhasil menjalani musim tersuksesnya di kelas 250cc grand prix pada musim 1979. Ketika itu, Graziano yang menggunakan nomer 46 berhasil meraih 4 podium. Nah, nomer itupun diwarikan kepada Valentino Rossi hingga sekarang.
Pebalap-pebalap Trial Game juga punya cerita masing-masing loh sob, soal pemakaian racing number. Ivan Harry Nugraha misalnya. Sejak kali pertama balap, 13 tahun yang lalu. Juara umum Trial Game 2013 itu sudah menempelkan angka 33 pada racing suite, motor ataupun helm yang dikenakan. Angka tersebut tidak pernah tergantikan hingga saat ini dan sudah berhasil menyabet puluhan gelar juara. “Itu dulu Papa yang kasih, tapi ngga dikasih tahu filosofinya. Mungkin bentuk angka 33 seperti laba-laba, dengan filosofinya yang selalu merangkak ke atas serta tekun membangun sarang. Nah kalau buat saya berarti selalu memandang ke atas dan tekun membangun prestasi,” terangnya.
Beda lagi dengan cerita Aris Setyo, Cahyo Utomo, Rizky Firmansyah serta Agha Riansyah. Aris Setyo, juara Trial Game 2016 lalu itu mencomot nomer keberuntungan 82 dari penjumlahan bulan kelahiran yakni 10. Doi lahir pada Oktober 1989. “Sejak saya balap sudah pakai nomer 82. Saya ambil dari angka kelahiran bulan 10, 8 ditambah 2. Kebetulan nomer itu masih kosong belum ada yang pakai,” kekeh Aris. Sedangkan Cahyo dan Rizky Firmansyah juga memakai lucky number racing dari tahun kelahiran. Cahyo Utomo menggunakan angka 94 lantaran rider asal Tuban itu lahir di tahun 1994. Demikian pula dengan kroser muda Rizky Firmansyah yang menempelkan nomer 99 pada motor balapnya.
Yang sedikit unik adalah asal usul nomer 89 yang dipakai freestyler Trial Game asal Pasuruan, Agha Riansyah. “Kalau menurut filosofi tiongkok, angka 8 itu raja dan 9 ratunya, jadi katanya berjodoh dan biasa mereka katakana angka bagus,” ungkap Agha. Kroser yang suka berpetualang keliling Nusantara itu dulu pernah menggunakan angka 464. Angka tersebut jika di eja menjadi Aga, sesuai dengan namanya. Tapi dengan alasan kepanjangan maka diganti menjadi angka 89. “Kalau awal-awalnya banget sih angka 8 berasal dari tanggal lahirku, sementara 9 dari tanggal lahir pacar, yang sekarang sudah mantan, hahahaha. Kebetulan angka 89 juga belum ada di Kejurnas maupun di Trial Game,” pungkas Agha Riansyah. Nah, kalau nomer balapmu diambil dari mana sob? RW
