Geger, Motor Trail Berbahan Bakar Air?
Belum lama ini beredar sebuah video yang memperlihatkan sejumlah motor trail milik TNI Kodam Siliwangi, menggunakan bahan bakar air. Modifikasi bahan bakar ini dinamakan Nikuba Hidrogen yang merupakan inovasi dari seorang pria asal Kabupaten Cirebon bernama Aryanto Misel. Bahan bakar yang semula menggunakan bensin itu bisa dimodifikasi menjadi menggunakan Nikuba Hidrogen. Nikuba singkatan dari Niku dan Banyu. Nah alat ini konon mampu mengonversi air menjadi bahan bakar kendaraan roda dua.
Cara kerja alat tersebut sangat sederhana. Nikuba mengandalkan generator elektrolisis yang mengubah air menjadi energi mesin motor atau mobil. Benarkah hal ini? Nikuba Hidrogen temuan Aryanto,diklaim 100 persen green energy untuk motor roda dua. Konon Nikuba Hidrogen diklaim sudah menjalani uji coba selama lima tahun. Bahkan Aryanto sebagai inventor sudah tujuh tahun lalu membuat generator hidrogen untuk penghemat bahan bakar minyak (BBM).
Pada media sosial resminya, pengelola mencuit bahwa satu tetes air rata-rata bisa untuk menjalankan motor sejauh 45-50 kilometer. Juga dikabarkan ada klaim dari Aryanto yang pernah menggunakan 1 liter air untuk melakukan perjalanan Cirebon- Semarang pulang pergi.
Namun peneliti laboratorium motor bakar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Arifin Nur, masih menyangsikan bahwa gas hasil alat tersebut digunakan sebagai bahan bakar utama suatu kendaraan dan kendaraan tersebut dioperasikan secara normal. Arifin membuat perhitungan jarak Cirebon-Semarang sejauh 200 kilometer lebih, yang berarti 400 kilometer jika dilakukan pulang pergi, namun dia menyangsikan jika hanya menggunakan air saja namun jJika digunakan sebagai bahan bakar suplemen/tambahan bahan bakar utama (bensin/solar) Arifin mengatakan jika hal tersebut memungkinkan.
Di sisi lain, Arifin mengakui pihaknya belum pernah mencoba oxyhydrogen hasil elektrolisis untuk digunakan sebagai pengganti bahan bakar utama. Alasannya, diperlukan modifikasi dan engine mapping yang relatif rumit untuk menyesuaikan timing waktu pembakaran yang disesuaikan dengan karakteristik gas oxyhydrogen tersebut, seperti cepat rambat pembakaran, autoignition temperature, nilai kalor gas dan sebagainya.
“Yang pernah kami uji dan kami teliti adalah gas oxyhydrogen tersebut digunakan sebagai bahan bakar tambahan pada kendaraan, di mana bahan bakar utama kendaraan/mesin tersebut tetap bahan bakar minyak seperti bensin atau solar,” jelas Arifin seperti dikutip oleh Tempo.co
Terkait dengan hidrogen dan sel bahan bakar hidrogen, CEO Tesla Elon Musk punya pandangan yang kuat. Dia menilai penggunaannya untuk kendaraan bermotor sangat konyol karena faktor yang ia anggap sebagai kelemahan utama bahan bakar bebas emisi ini. “Sangat sulit untuk memproduksi dan menyimpan hidrogen, dan menggunakannya untuk mobil. Hydrogen fuel cell terbaik saat ini masih kalah dengan baterai, sehingga, sangat jelas itu tidak masuk akal,” ujarnya beberapa tahun lalu, dikutip dari CNBC.com. nah lalu yang benar yang mana nih ?