caption trialgame

Hitungan Ilmiah Sukses Lahap Handicap Jumping

Wednesday, 2 December 2020

Hitungan Ilmiah Sukses Lahap Handicap Jumping


Bagi Anda yang telah mengikuti trial game, tentu sudah mengetahui bahwa setiap lintasan memiliki handicap tersediri. Nah untuk melewati handicap double jump, triple jump  atau table top, biasanya ada teori dan penjelasan secara ilmiah, bukan hanya asal memacu motor trail dengan kecepatan tinggi saja.

Misal saja, jika ada triple jump yang tidak terlalu jauh jaraknya, pilihan pertama pembalap bisa langsung melewati rintangan dalam sekali melompat. Atau pilihan keduanya tidak ancang-ancang terlalu kuat, pembalap tetap bisa melaju dengan tetap menempel ke tanah untuk melewati tiga bukit itu. Bisa juga hanya jumping melewati dua bukit dan bukit terakhir dilewati dengan jumping atau tetap melekat ke tanah.

Lebih efektif mana antara cara pertama, kedua, dan ketiga? Sebenarnya semuanya tergantung dengan treknya, sebelum handicap itu pembalap bisa ancang-ancang dulu atau tidak, ukuran handicapnya  besar atau kecil, dan banyak faktor lainnya.

Jika pembalap memilih cara pertama untuk melakukan jumping agar melewati semua handicap, caranya tidak sembarangan. Ada hitung-hitungan fisikanya lho . Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya lompatan tersebut. Misalnya kecepatan pembalap harus tepat, tidak boleh lebih atau kurang. Kalau kurang ya lompatan yang dilakukan tidak sampai target, kalau berlebihan ya tebak saja sendiri gimana jadinya. Jadi kecepatan itu harus diperhitungkan dengan jarak antara dua puncak bukit, termasuk juga dengan sudut kemiringan bukit.

Gerakan motor trail melompat melewati handicap  itu termasuk gerak parabola dalam ilmu fisika. Nah, sekarang kita coba soal mencari nilai kecepatan motor agar bisa melewati suatu handicap. Misal saja kita anggap ketinggian puncak handicapnya sama. Jarak antara kedua puncaknya  10 m, sudut elevasi bukit lompatannya 45 derajat, berapa kecepatan optimum agar motor bisa melewati bukit itu? dimana x=jarak antara dua bukit, A= sudut elevasi, Vo=kecepatan awal, g=percepatan gravitasi bumi (9,81 m/s2). Dengan menggunakan rumus gerak parabola, didapatkan kecepatan awal adalah 35,65 km/jam.  Jadi sang pembalap harus melompat dengan kecepatan awal segitu agar lompatannya sempurna. 

Memang para pembalap tidak menghitung secara rinci berapa kecepatan mereka saat melompat. Tapi dengan latihan dan pengalaman, mereka tidak perlu menghitung secara rinci karena sudah memahami perkiraan kecepatan untuk melewati suatu obstacle. Jadi mereka akan memperkirakan berapa kecepatan motor saat akan melompati suatu obstacle. Dan memang masih banyak faktor lain yang mempengaruhi tingkat kesukesan seseorang melahap handicap, namun Anda baru saja mengetahui salah satunya.

 

comments

`