caption trialgame

Kupas Pilihan Suspensi Motor Trail

Sunday, 29 December 2019

Setelah Kawasaki dan Honda, belum lama ini Yamaha ikut meluncurkan produk motor trail terbaru mereka di Indonesia. Konon pada awal taun 2020 mendatang, Suzuki tidak mau kalah untuk ikut meramaikan segmen garuk tanah ini.

Dari ketiga brand Jepang yang sudah merilis motor trail mereka di Indonesia, masing-masing tentu punya spesifikasi dan keunggulan masing-masing. Selain pertimbangan performa mesin, khusus untuk segmen ini yang jadi sorotan adalah jenis suspensi yang digunakan. Mengingat habitatnya yang non-aspal, jadi sangat memerlukan peredam kejut mumpuni.

Motor Trail Kawasakin biasanya menggunakan suspensi berjenis upside down (USD) dengan diameter pipa 35 mm. Begitu juga Honda CRF150L yang punya suspensi jenis sama hanya saja diameternya lebih besar yakni 37 mm.

Nah sementara itu Yamaha masih menggunakan suspensi teleskopik berdiameter 41 mm, untuk mengawal redaman pada bagian depan. Model suspensi ini bisa dibilang model konvensional layaknya motor pada umumnya. Yamaha mengklaim, dengan tabung yang lebih lebar ini memberikan kesan kokoh dan kestabilan saat melibas medan off-road.

Lantas suspensi mana sih yang ideal? Pada dasarnya suspensi teleskopik dan upside down, punya fungsi yang sama untuk meredam kejutan, getaran. Hanya saja, ada perbedaan pada sensasi yang diberikan. Jika hanya digunakan untuk berpetualang sesekali saja sebenarnya suspensi jenis teleskopik sudah cukup. Namun jika digunakan untuk melahap medan ekstrim atau sirkuit motocross misalnya maka sudah pasti nyaman jenis upside down, karena biasanya sudah ada setelan rebound-nya.

Oh iya suspensi jenis teleskopik punya keuntungan ketika motor digeber untuk kebutuhan adventure. Pasalnya, posisi as suspensi yang ada di bawah diletakan di bagian atas, sehingga potensi gesekan terkena ranting, atau benda tajam bisa diminimalisir.Untuk suspensi upside down, karakter redamannya lebih baik ketimbang teleskopik. Selain itu, tampilannya yang lebih besar, membuat tampang motor lebih gahar.

Sebenarnya jika suspensi teleskopik yang sudah ada rebound tidak kalah dengan upside down. Diameter yang besar pengaruhnya tidak terlalu banyak. Kuncinya di setelan rebound, dia bakal mengatur kelembutan sesuai selera.

Terakhir terkait perawatannya, suspensi teleskopik punya perawatan yang lebih minim dibanding model upside down. Apalagi jika terjadi kebocoran, suspensi upside down punya tingkat kerumitan reparasi lebih dibanding teleskopik.

comments

`