caption trialgame

Sejarah Singkat Monoshock Motor Trail

Wednesday, 10 April 2019

   Kendati baru populer di era 60an, motor trail boleh dikatakan sudah memiliki sejarah panjang di dunia otomotif. Beragam inovasi dilakukan oleh para penggiat industri otomotif agar motor garuk tanah ini memiliki performa sempurna.

   Bahkan beberapa inovasi digunakan terlebih dahulu pada motor trail, sebelum akhirnya diaplikasikan pada motor jenis lainnya. salah satu inovasi tersebut adalah penggunaan suspensi tunggal atau monoshock. Suspensi jenis ini saat ini amat populer penggunaannya pada motor sport atau motor harian.

   Nah motor pertama yang memakai suspensi monoshock, adalah CZ 380, motor trail dari Cekoslowakia tahun 1968.Didesain oleh Lucien Tilkens, sistem monoshock ini menggunakan suspensi gas, dari mobil Citroen.Konsep Tilkens, suspensi monoshock mengubah titik tekanan suspensi / load, ke segitiga depan / steering head.

   Berbeda dengan dual shock, yang titik tekan suspensinya ke subframe belakang.Dikutip dari situr Yamaha, Tilkens meyakini konsep ini menghasilkan titik tekan suspensi lebih ke tengah motor.Ini dianggap lebih stabil, saat suspensi bermain di titik ekstrem, semisal mentok / bottoming.

   Lalu, suspensi monoshock punya travel / jarak main suspensi yang lebih panjang, cocok untuk kebutuhan motocross.Karena dianggap menarik, Tilkens menawarkan konsep monoshock ke beberapa pabrikan, yang berkompetisi di motocross.

   Dan pabrikan pertama yang membeli hak paten itu adalah Yamaha. Pabrikan asal Jepang ini kemudian yang mengaplikasikan monoshock di motor trail YZM250 yang dirilis pada tahun tahun 1973. Imbasnya ternyata luar biasa, pembalapa Hakan Andersson yang menggunakan YZM250 tampil impressif dan berhasi menjuarai kejuaran Motocross World Champion kelas 250 cc di tahun yang sama. Yamaha menyebut sistem monoshock dengan nama monocross.

   Melihat kinerja suspensi Monocross lebih baik dibanding dual shock, Yamaha kemudian menerapkannya untuk motor sport road race. Penggunaan Monocross di motor balap aspal, diyakini Yamaha mampu memperbaiki masalah handling dari dual shock.

   Semisal karena titik tekan-nya tidak lagi di subframe, membuat rangka belakang bisa dibuat lebih kompak, dan mengurangi bobot. Lalu karena hanya ada 1 suspensi, membuat mekanik lebih mudah menyetelnya, dibanding dual shock yang harus menyamakan kiri-kanan. Performa Monocross, dibuktikan Yamaha di YZR350 tahun 1973, yang mengantarkan Giacomo Agostini menjuarai MotoGP tahun 1974.

   Seiring dengan berkembangnya teknologi, sistem monoshock terus mengalami penyempurnaan, misalnya lokasi titik tekan sekarang di tengah rangka, tidak lagi segitiga depan.Lalu suspensi monoshock juga tidak lagi menancap di swingarm, melainkan di link, agar travel bisa semakin panjang.Kelebihan adanya link lain, membuat efek main suspensi ditekan, karena momentumnya diredam oleh join / penghubung, otomatis lebih stabil. Nah demikian sejarah singkat monoshock di dunia otomotif.

comments

`