Suka Duka Gunakan Motor Trail Untuk Harian
Mengendarai motor trail dijamin bakal membuat Anda terlihat lebih keren lho. Motor dengan segala keunggulannya ini banyak menawarkan hal hal yang tidak bisa dilakukan motor biasa seperti kuatnya menaiki tanjakan yang curam, anti-macet saat melewati jalanan yang sedang banjir, hingga kemampuannya menjangkau medan medan ekstrem seperti bukit dan hutan.
Tapi tahukah Anda, dibalik kekerenan tunggangan favorit kita ini, ada hal-hal yang ternyata membuat menggunakan motor trail sedikit lebih rumit dibandingkan motor lainnya, jika digunakan untuk kegiatan harian. Awalnya saya tidak menyadari, seiring dengan berjalannya waktu, ternyata memang agak repot juga nih menggunakan motor trail bua kegiatan harian. Keunggulan motor ini ternyata bisa dibilang tidak banyak manfaat saat melahap jalana di perkotaan.
Motor trail dual purpose yang beredar banyak di jalanan biasanya memiliki mesin 4 tak 150cc dan biasanya lumayan boros dalam urusan bahan bakar. Motor trail atau dual purpose memang didesain untuk menerjang berbagai medan, karena itulah motor ini sering sekali digeber demi mengejar torsi. Itulah mengapa BBM dari motor trail lebih cepat habis.
Memang saya harus diakui tenaga motor ini bukan kaleng-kaleng, tapi jikalau dipakai di jalanan raya super padat kendaraan ya buat apa ? buat naik trotoar ?Ini merupakan hal nyesek yang kerap kali terjadi. Menggunakan ban bawaan pabrik yang banyak orang menyebutnya “ban tahu” yang digunakan di jalan raya bukanlah pilihan yang tepat.
Pasalnya ban ini akan cepat terkikis habis dimakan panasnya aspal. Sehingga membuat ban cepat halus dan mudah sekali bocor. Sekali bocor, bakalan sulit mencari tambal ban yang siap menerima motor trail kalian. Pasalnya melepas ban motor trail itu tidak semudah membalikan tangan. Berat dan besarnya bodi kendaraan membutuhkan tenaga yang ekstra. Jika ada yang mau menerima, biasanya akan meminta ongkos lebih dari motor biasanya.
Motor trail trail memang dirancang untuk berpetualang menjangkau medan-medan ekstrem, ayangkan aja bagaimana jika hal tersebut dilakukan dengan berboncengan, yang ada yang dibonceng bakalan mabuk muntah-muntah. Memang motor trail ini menyediakan handle stand pijakan kaki untuk bisa berboncengan, namun posisinya yang berdekatan dengan leher knalpot yang bakalan membuat kaki panas tak karuan. Jok motor ini juga menambah derita yang numpang motor jenis ini. Tipis dan pendeknya jok motor ini cukup untuk membuat pantat penumpang mati rasa.
Oh iya motor ini membutuhkan space parkir yang lumayan sedikit lebih luas daripada motor biasanya. Maka dari itu kerap kali kesusahan mengeluarkan motor ini dari parkiran yang super padat seperti parkiran mal, tempat makan, dan kampus yang space parkirnya lumayan sempit. Biasanya jika tidak ada yang membantu, agak repot juga saa mengeluarkan dari tempat parkir yang sempit. Nah demikian suka-duka menggunakan motor trail secara harian? Kapok? Tentu enggak doong, kalau udah cinta, masalah segitu aja bisa dihadapi lah.