Trabasan Seru di Karst Citatah
Jawa Barat bisa dibilang merupakan salah satu surganya bagi para pecinta trabasan. Beragam lintasan offroad, terbentang luas. Mulai dari yang tingkat pemula hingga tingkat mahir. Tahukah Anda bahwa salah satu lokasi trabasan favorit untuk melakukan kegiatan trabsana aladah di daerah Citatah Bandung Barat.
Dan memang bukan kebetulan jika dikawasan tersebut terdapat salah satu karst yang terkenal dengan keindahannya. Oh iya Karst sendiri daerah yang terdiri atas batuan kapur yang berpori sehingga air dipermukaan tanah selalu merembes dan mengalir ke dalam tanah. Karst juga dapat diartikan sebagai sebuah bentuk permukaan bumi yang pada umumnya dicirikan dengan adanya depresi tertutup (closed depression), drainase permukaan, dan gua. Nah Kars Citatah terbentang di sekitar 5 km Padalarang, saat hendak menuju ke Bandung dengan melewati jalur Jalan Raya Gunung Masigit, maka Anda bisa melihat dinding-dinding Karst Citatah.
Nah jika Anda ingin mencoba ada beberapa rute yang bisa dipilih dibagi dengan beberapa etape. Start dari Kota Baru Parahyangan - Gunung Bakung - Bukit Puter - KBA Cidadap. Etape 2; KBA Cidadap - Pranaraksa dan Geotheater Hawu Pabeasan. Etape 3; Pranaraksa - Puncak Tebing Hawu. Etape 4; Puncak Tebing Hawu - Guha Pawon - Stone Garden, Citatah - finish.
Jalur adventure yang bakal dilalui terbagi-bagi dalam beberapa lansekap. Dari mulai aspal kota, jalur berliuk perdesaan dengan tanah gembur, perbukitan sampai bebatuan. Jaraknya pun boleh dibilang singkat, hanya 4 jam perjalanan.
Sepuluh menit pertama, jalur yang dilalui masih mengarungi aspal. Lepas dari situ masuk rute pegunungan. Jalan mengecil, menanjak, serta sedikit melewati perkampungan. Dihias pula pemandangan kebun warga dan hutan liar. Namun selang beberapa menit kemudian, rute menjadi menakutkan. Ternyata ada jalanan menanjak yang cukup tinggi, yang kemudian diikuti dengan turunan terjal.
Masih di jalur pendakian, Anda bakal bertemu lagi turunan curam dan panjang yang akhirnya akan sampai pada Bukit Bakung. Jika sebelumnya sekadar melaju di permukaan gembur, titik-titik eksplorasi yang direncanakan selanjutnya kebanyakan tanah yang dihiasi jurang di sisi kanan, adrenalin mulai terpacu ingin segera kembali masuk lajur ekstrem.
Tanpa perlu banyak mengayun selongsong, motor terus merangkak tanpa hilang traksi. Padahal tanjakan batu yang saya lewati terbilang curam. Respons gasnya positif. Tenaga langsung keluar secara presisi, tanpa jeda sama sekali. Mungkin karena sudah pakai sistem injeksi, jadinya akurasi suplai bensin ke ruang bakar lebih baik.
Nah titik selantunya adalah puncak Tebgng Hawu, dan namanya menuju puncak, sudah pastik bakal menanjak dong. Lima menit berjalan, langsung disajikan celah sempit nan rimbun. Turunan cukup curam menuju jalur setapak hutan. Namun tenang jalur ini sedikit lebih ringan ketimbang sebelumnya. Sampai di puncak, Anda kami bisa melihat panorama alam sebelum melanjutkan perjalanan menuju Stone Garden, Citatah.
Rute di depan mata kembali menantang. Berbatu dan terdapat lubang-lubang tak beraturan mulai jadi makanan menuju tujuan selanjutnya. Debu lumayan menyelimuti, jarak pandang jadi tak begitu baik. Kombinasi semacam itu menuntut gaya berkendara ekstra hati-hati, juga mengupas kemampuan trail merah putih ini dalam habitat keduanya.
Nah jika sudah tiba di Stone Garden, Citatah anda bisa menikmati pemandang luar biasa yang rasanya sulit ditandingi tempat lainnya. Kawasan ini memiliki lanskap barisan batu-batu karst raksasa yang tersusun rapi. Pemandangannya menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong. Dan menariknya banyak spot foto yang bisa diabadikan dari mata kamera. Nah gimana? Kayaknya destinasi petualangan berikutnya di musim liburan mendatan sudah pasti nih ?