Rumitnya Navigasi Reli Dakar

Reli Dakar 2019 akan merampungkan perhelatannya pada kamis 14 Januari 2019 mendatang. Event reli yang konon paling berbahaya di dunia ini diselenggarakan mulai 7 Januari lalu di Peru. Reli Dakar melombakan beragam kelas dan untuk kelas motor, tahun ini diikuti oleh 137 peserta dari manca negara.

Motor enduro yang digunakan oleh para pebalap tersebut sudah mengalami beragam modifikasi sehingga bisa tampil prima di medan yang ganas. Tapi ada yang mengatakan bahwa reli dakar untuk kategori motor lebih sulit ketimbang kelas lainnya. Apa pasalnya? Untuk kelas motor & quad bike tidak didampingi oleh navigator seperti di kelas mobil, sehingga diperlukan kemampuan ekstra untuk membaca navigasi saat lomba berlangsung.

Lantas bagaimana cara mereka membaca navigasi? Ternyata setiap peserta mendapat gulungan kertas atau roadbook disetiap stage yang akan berlangsung setiap harinya.Di gulungan tersebut pebalap harus membaca koordinat, total panjang rute hingga arah angin untuk melintasi tiap stage.

Gulungan kertas tersebut diletakkan di balik windshield rider yang akan bergerak otomatis kalau rider melintasi jalur yang benar.Kalau pembalap melintasi rute yang salah, pembalap bisa memutar ulang gulungan rute tersebut secara manual.

Selain itu terdapat trip meter dan perangkat kompas agar pembalap tidak salah arah.Jadi karena tidak ada bantuan navigator maka pembalap harus benar-benar memastikan arah yang tertera dari kertas yang diberikan panitia.

Memang ada alat gps yang terpasang pada handlebar motor trail tapi bukan untuk menentukan arah. Jadi di area GPS nanti bakal muncul tanda panah kalau pembalap mengikuti rute yang benar.Sementara kalau ia ada di jalur yang salah tanda panah tersebut akan menghilang dan bakal kembali muncul kalau pembalap ada di jalur yang benar.

Nah repot juga kan? Disamping memerlukan skill mengendalikan motor serta daya tahan tubuh yang prima, ternyata diperlukan juga kecerdasan untuk dapat menyelesaikan sebuah stage dalam lomba reli dakar.