caption trialgame

Bedah Lebih Dalam Motor Trail Entry Level 150cc!

Thursday, 19 August 2021

Bedah Lebih Dalam Motor Trail Entry Level 150cc!


Pada artikel sebelumnya kami telah membahas mengenai head to head motor trail entry level pendatang baru yang rasanya hanya menunggu waktu saja untuk mendominasi penjualan motor trail pada level entry di Indonesia. Nah melalui artikel ini kami akan mencoba mengulas lebih dalam mengenai dapur pacu dari Yamaha WR155R dan Honda CRF150L. Keduanya diyakini bakal segera mengambil alih Kawasaki KLX150 sebagai motor trail paling populer dalam beberapa tahun ke depan.

Sebelum membahas mengenai urusan dapur pacu ada sau hal krusial lainnya yang patut dibahasa yaitu sektor dimensi dan bobot. Mengingat habitatnya di medan tanah, dua urusan itu menjadi kata kunci penting. Semakin kompak semakin baik. Urusan ini, Honda CRF150L boleh dibilang sepadan dengan postur tubuh orang Asia. Total dimensi jauh lebih kompak, yakni (PxLxT) 2.119 mm X 793 mm X 1.153 mm. Beratnya 122 kg serta jarak jok ke tanah 869 mm. Buat rider dengan tinggi 170 cm, kaki masih bisa menapak.

Sementara Yamaha WR155R (PxLxT) 2.145 mm x 840 mm x 1.200 mm, berat 134 kg serta jarak jok ke tanah 880 mm. Baiknya yang menaiki trail Yamaha harus memiliki tinggi di atas 173 cm, biar kaki bisa menapak dan dapat menopang motor dengan baik saat berhenti. Dengan itu, CRF mestinya bisa lebih mudah dikontrol. Tapi soal daya jelajah, WR 155R tergolong lebih memadai. Sebab kapasitas tangki bensinnya sebesar 8,1 liter. Sementara Honda hanya punya volume 7,2 liter. Untuk kebutuhan petualang, daya tampung bahan bakar gede turut menjadi aspek penting.

Menyoal sektor performa, WR 155R jelas lebih unggul di atas kertas. Memiliki kubikasi yang lebih besar. Selisih output cukup signifikan. CRF150L memiliki kubikasi 149,15 cc, SOHC, 4 langkah, satu silinder, berpendingin udara dengan ukuran diameter x langkah (57,3 x 57,8 mm). Lebih kecil dari trail Yamaha, yang memakai komposisi silinder 155 cc dan diameter x langkah (58 x 58,7 mm). Plus dilengkapi sistem buka tutup katup bervariasi atau disebut Variable Valve Actuation (VVA). Tenaga motor tetap maksimal di setiap rentang rpm. Tak hanya itu, rasio kompresi WR 155R mencapai 11,6:1 dan jumlah katupnya ada empat. Sangat padat. Sementara trail jagoan Honda hanya memiliki dua katup dan kompresi 9,5:1. Dan hasil itu jelas menjadikan WR motor trail kelas 150 cc paling bertenaga di Indonesia.

Berkat ramuan yang dibawa oleh masing-masing unit, produksi daya yang dihasilkan berbeda. Penggaruk tanah Yamaha sanggup memompa daya 16,4 hp pada 10.000 rpm dan torsi 14,3 Nm di putaran 6.500 rpm. Selisih cukup jauh dengan CRF yang hanya sebesar 12,72 hp di 8.000 rpm dan tenaga dorong 12,43 Nm pada 6.500 rpm. Gap sebesar 4 hp dan 2 Nm di kuda besi trail lumayan besar.

Di lain sisi, penyaluran tenaga juga beda. Walau sama-sama manual, si garpu tala memiliki enam gigi. Ia menjadi satu-satunya yang pakai susunan ini, karena CRF masih mengusung lima gigi. Terakhir, sistem pendinginan trail Yamaha sudah jauh lebih unggul, pakai radiator. Sementara Honda, masih bergantung udara.

Secara umum, masing-masing sebetulnya memiliki keunggulan dan kelemahan. Yamaha menjual WR 155R lebih mahal dari musuhnya lantaran punya mesin yang lebih advance, speedometer lebih modern, tangki besar, meski suspensi depan masih konvensional. Sedang Honda CRF150L punya dimensi proporsional, varian warna lebih banyak, suspensi depan upside down dan belakang model unitrack dengan setelan 5 tingkat preload. Lalu mana yang bakal menjadi raja di kelasnya? kita tunggu saja pembuktiannya dalam beberapa tahun mendatang ya.

 

comments

`