caption trialgame

Ini Perbandingan Dua Supermoto Kelas Menengah

Wednesday, 3 April 2024

Ini Perbandingan Dua Supermoto Kelas Menengah


Asik nih, pasti THR atua bonus lebaran udah pada turun dong? Nah gak sedikit juga nih yang udah punya rencana ngahabisin THR-nya buat ganti motor baru kan? Biasanya yang udah punya motor trail buat trabasan atu enduro, bakal melirik jenis motor trail baru, dan pilihannya biasanya jatuh ke supermoto. Seperti diketahui, pabrikan yang menjual sepeda motor jenis supermoto tidak banyak. Hanya Kawasaki yang meniagakan motor jenis ini di pasar nasional. Ada pula dari brand lain, namun dijual oleh importir umum (IU) dan harganya sangat mahal.

Meski tak seramai penjualan trail, supermoto tetap punya banyak penggemar. Dirinya bisa dimaksimalkan sebagai kuda besi perkotaan untuk mobilitas harian. Tak menutup kemungkinan juga dipakai buat mudik. Sebab ia menggunakan basis motor trail tapi dengan penggunaan ban on-road. Tentu dengan bodi ramping bisa memudahkan pengendaranya ketika berada di tengah kemacetan.

Nah kali ini kami akan coba bandingkan dua tipe supermoto yang menggendong mesin di atas 200cc yaitu KLX230SM dan D-Tracker X. Apa saja sih perbedaan dan keunggulan dari masing-masing supermoto? Simak ulasannya ya.

KLX230SM merupakan unit Supermoto yang mengambil basis dari KLX230S. Fitur dan mesinnya serupa. Tapi buat urusan kaki-kaki tentu saja berbeda. Ia menggunakan pelek depan 3 inci dan belakang 3,5 inci dengan diameter 17 inci.

Karena dikhususkan buat jalan raya, karakter suspensinya berbeda dengan KLX230 reguler. Ia lebih kaku dan jarak main lebih sedikit. Meski begitu, masih tetap memberikan redaman yang mumpuni. Sementara sistem pengereman sudah menganut model cakram petal di depan dan juga belakang.

Mengandalkan mesin injeksi satu silinder, 233cc SOHC, 2-katup, berpendingin udara, dipadankan sistem transmisi 6-percepatan. Diameter dan langkah sebesar 67 x 66 mm dengan kompresi rasio 9.4:1. Powernya diklaim mencapai 19 Hp di 7.600 rpm dan torsi puncak 19,8 Nm di putaran 6.100 rpm.

Sementara itu D-Tracker X mengusung slogan “The Real Supermoto in Indonesia”. Seolah menahbiskan diri sebagai penguasa jalanan kota yang sesungguhnya. Ia mengadopsi penuh platform KLX250. Dikategorikan supermoto paling sangar di antara yang lain. Tapi sayang, pihak pabrikan sampai sekarang belum memberi penyegaran terhadapnya. Wujudnya masih sama seperti pertama kali keluar. Ubahan dari tahun ke tahun hanya sebatas variatif warna. Bahkan saat ini hanya punya satu warna saja, hitam.

Paling menarik dari dirinya tentu saja kubikasi mesin. Menggendong enjin 249 cc DOHC dan memiliki empat katup, berpendingin cairan serta berpengabut injeksi. Diameter x langkah yakni 72.0 mm x 61.2 mm. Dari catatan pabrik dia sanggup mampu menghasilkan tenaga 24 Hp di 7.500 rpm dan torsi 21 Nm di putaran 7.000 rpm. Translasi daya diprakarsai girboks enam percepatan yang asik digunakan kala trek lurus.

Konstruksinya pakai fork upside-down berdiameter 43 mm dengan adjustable compression damping. Sementara monoshock belakang bisa diatur tingkat kekerasannya. Pengereman pakai piringan cakram 300 mm di depan dan belakang 220 mm. Dijepit dengan dua kaliper piston di depan dan tunggal di belakang. Nah gimana? Mau pilih yang mana nih?

comments

`